MODUL
PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA KELS
VII (TUJUH) FASE D |
|
Komponen |
Deskripsi/Kegiatan |
A.INFORMASI UMUM |
|
IDENTITAS SEKOLAH |
|
Nama Penyusun |
Anggun
Novtaria |
NIM |
06184822326020 |
Nama
Sekolah |
SMP Negeri 33 Palembang |
Tahun
|
2023 |
Alokasi
Waktu |
2
JP x 30 Menit |
Mapel |
PPKn |
Fase |
VII/D |
Elemen
|
Bhineka
Tunggal Ika |
Capaian
Pembelajaran |
Mengidentifikasi
keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika, dan mampu menerima keragaman dan perubahan budaya sebagai suatu
kenyataan yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat |
KOMPETENSI AWAL |
|
Kompetensi Awal (Entry Behavior) |
Peserta
didik diberikan Pre-test |
Profil
Pelajar Pancasila yang Berkaitan |
· Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia · Mandiri · Bernalar Kritis (Peserta didik dapat mengetahui natas
wilayah Indonesia dengan negara lain) · Berkebhinekaan Global (Peserta didik dapat mengetahui
perbedaan karakteristik disetiap daerah) · Bergotong Royong (Peserta didik dapat berkeja secara
kelompok) · Kreatif |
Sarana
Prasarana |
Alat
dan Bahan : Komputer/Laptop, Internet Materi
dan Sumber Ajar : Modul, Buku,
Video, Gambar |
Target
Peserta Didik |
Peserta
didik kelas regular / tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar |
Moda dan Model Pembelajaran |
Moda
pembelajaran tatap muka dengan model pembelajaran Problem Based Learning |
ALUR
TUJUAN PEMBELAJARAN BAB 4 PERTEMUAN (1 X 2 JP @40 MENIT) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN
INTI |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Cakupan Elemen |
Bab ini mengurai secara menyeluruh hal kebhinekaan
Indonesia, yaikni mencakup sejumlah konten tentang keberagaman gender,
keberagaman suku, keberagaman budaya, keberagaman agama, keberagaman ras dan
antargolongan, serta menjaga nilai penting keberagaman. Semua pembelajaran
tersebut diharapkan dapat membuat peserta didik mengahragai kebhinekaan
Indonesia dan turut berkontribusi dalan menjaganya sesuai kapasitas
masing-masing. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Materi subbab |
·
Keberagaman Gender ·
Keberagaman Suku ·
Keberagaman Budaya |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tujuan Pembelajaran |
Peserta didik mampu menghargai dan menjelaskan keberagaman
gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Indikator Tujuan Pembelajaran |
1. Peserta
didik mampu menjelaskan keberagaman
gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia (C2) 2. Peserta
didik mampu memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender,
keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia (C2) 3. Peserta
didik mampu mengkasifikasikan keberagaman gender, keberagaman suku, dan
keberagaman budaya di Indonesia (C3) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pertanyaan Pemantik |
Apa yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia ? |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pembelajaran Berdiferensiasi |
Gaya belajar peserta didik a.
Visual (pendidik menyajikan gambar- gambar dan tulisan pada power point) b.
Audio (pendidik menyajikan sebagian materi dengan video yang ada
suaranya dan pendidik juga menjelaskan menggunakan metode ceramah) c.
Kinestetik
(peserta didik diminta untuk maju kedepan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Assesmen |
Asesmen Individu
(tertulis) dan Asesmen kelompok (performa) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemahaman Bermakna |
Setelah mempelajari materi ini peserta didik mampu mampu
menjelaskan keberagaman gender,
keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia, peserta didik mampu
memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan
keberagaman budaya di Indonesia, peserta didik mampu menentukan contoh
keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia, peserta
didik mampu menganalisis faktor penyebab keberagaman di Indonesia. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN
PEMBELAJARAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pendahuluan |
Orientasi
1. Pendidik
menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran 2. Pendidik
membuka pembelajaran dengan mengucap salam, mengajak peserta didik untuk
berdoa bersama kepada TuhanYME sebelum
memulai kegiatan pembelajaran (Berimam,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia) 3. Pendidik
memeriksa kehadiran peserta didik (disiplin) 4. Guru
menanyakan keadaan peserta didik (peduli
sosial) Apresiasi
5. Pendidik
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya dan
mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari. 6. Peserta
didik diberikan pre-test untuk mengukur kompetensi awal Motivasi
7. Peserta
didik diberikan motivasi mengenai cerita yang dapat membangkitkan semangat
belajar Pemberian
Acuan 8. Pendidik
menyampaikan tujuan pembelajaran 9. Pendidik
menyampaikan kegiatan belajar yang akan dilakukan 10. Pendidik
menyampaikan kegiatan penilaian yang akan dilakukan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kegiatan Inti |
Tahap
1 Orientasi
peserta didik pada masalah 1. Peserta
didik diminta untuk membaca materi dibuku tentang keberagaman gender, suku,
dan budaya di Indonesia 2. Peserta
didik menyimak penjelasan dari guru melalui tayangan powerpoint 3. Peserta
didik memperhatiakn video yang diberikan pendidik mengenai keberagaman di
Indonesia (https://youtu.be/dOw97fmv76I) 4. Peserta
didik mengklasifikasikan keberagaman Indonesia melalui tayangan video 5. Peserta
didik diarahkan untuk bertanya Tahap
2 Mengorganisasikan
peserta didik untuk belajar 6. Peserta
didik diberikan tugas kelompok : a. Diskusikan
bagaimana cara menghargai keberagaman gender! b. Diskusikan
nama-nama suku setiap Provinsi di Indonesia yang kaliah ketahui ! c. Diskusikan
apa saja lagu daerah, tarian daerah, serta tradisi dan upacara di Provinsi
Indonesia yang kalian ketahui ! 7. Peserta
didik diminta duduk secara berkelompok (5-6 orang perkelompok) 8. Peserta
didik membagi tugas dalam kelompok sesuai dengan hasil kesepakatan 9. Peserta
didik mempersiapkan segala sumber untuk menyelesaikan tugas kelompok. Tahap
3 Penyelidikan
kelompok 10. Peserta didik setiap kelompok mencari informasi dan
mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang sudah diberikan melalui buku
maupun sumber lain. Tahap
4 Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya 11. Setiap
kelompok peserta didik menyusun laporan yang bagus. 12. Peserta
didik mempresentasikan laporan hasil diskusi dalam kelompok. 13. Peserta
didik dari kelompok
lain memberikan pertanyaan, komentar, masukan terhadap kelompok yang
presentasi. Tahap
5 Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 14. Peserta
didik menganalisis dan mengevaluasi hasil presentasinya berdasarkan saran
serta masukan dari guru dan juga teman kelompok lain. 15. Peserta
didik diberikan penguatan mengenai materi dari hasil persentasi kelompok di
dalam kelas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penutup |
·
Peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran bersama guru ·
Meminta tanggapan
peserta didik atas pembelajaran hari itu (refleksi) ·
Peserta didik diminta
untuk memperhatikan hal-hal menarik di lingkungannya (keberagaman) ·
Guru menjelaskan
rencana pembelajaran pertemuan berikutnya ·
Pembelajaran diakhiri
doa bersama-sama ·
Salam penutup. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penilaian |
·
Penilaian sikap: Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran baik secara mandiri maupun secara
kelompok saat tatap muka pembiasaan salam, berdoa sebelum belajar, patuh
terhadap tata tertib selama kegiatan belajar. ·
Penilaian pengetahuan: Melalui tes tertulis. ·
Penilaian keterampilan: Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil
pekerjaan melalui kegiatan tanya jawab dan peserta didik memiliki
keterampilan dalam mengemukakan pendapat dan menunjukkan hasil temuannya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penilaian Pengetahuan
Jumlah Skor
Maksimal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial a.
Teknik
Penilaian : Non tes b.
Bentuk
Instrumen : Lembar Observasi Penilaian Sikap Spiritual
Penilaian Sikap Sosial
Rubrik/ Pedoman Penskoran: 4 : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai
pernyataan 3 : Sering, apabila sering melakukan sesuai
pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 : Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
dan sering tidak melakukan 1 : Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan Pedoman
Penilaian : Perhitungan skor konversi ke skala 1 – 4 menggunakan rumus: Nilai
= skor yang diperoleh/skor maksimum x 4 Penilaian
Keterampilan a.
Teknik
Penilaian : Non tes b.
Bentuk
Instrumen : Lembar Observasi
Pedoman Penskoran
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Refleksi |
Refleksi
Peserta Didik 1. Apakah
media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam kegiatan
pembelajaran? 2. Materi
apa yang kamu pelajari pada pembelajaran yang telah dilakukan? 3. Apakah
materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam pembelajaran
dapat kamu pahami? 4. Manfaat
apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran? 5. Kesulitan
apa yang kamu alami dalam pembelajaran? Refleksi
Pendidik 1. Apakah
kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana? 2. Apakah
peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik? 3. Apakah
peserta didik memahami materi dengan baik? 4. Apa
kelebihan yang dimiliki dari kegiatan pembelajaran ini? Kegiatan refleksi pada akhir Bab ini bertujuan
untuk:
|
LEMBAR
KERJA PESERTA DIDIK
Tujuan Pembelajaran |
: |
Peserta didik mampu menghargai dan menjelaskan
keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia |
Indikator Tujuan Pembelajaran |
: |
1.
Peserta didik mampu menjelaskan
keberagaman gender, keberagaman suku,
dan keberagaman budaya di Indonesia 2.
Peserta didik mampu
memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan
keberagaman budaya di Indonesia 3. Peserta
didik mampu mengkasifikasikan keberagaman gender, keberagaman suku, dan
keberagaman budaya di Indonesia |
Nama Kelompok :
Kelas :
Tanggal :
Tugas :
·
Diskusikan bagaimana cara
menghargai keberagaman gender!
Hasil
Diskusi |
|
a.
LEMBAR
KERJA PESERTA DIDIK
Tujuan
Pembelajaran |
: |
Peserta didik mampu menghargai dan menjelaskan
keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia |
Indikator
Tujuan Pembelajaran |
: |
1.
Peserta didik mampu
menjelaskan keberagaman gender,
keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia 2.
Peserta didik mampu
memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan
keberagaman budaya di Indonesia 3. Peserta
didik mampu mengkasifikasikan keberagaman gender, keberagaman suku, dan
keberagaman budaya di Indonesia |
Nama Kelompok :
Kelas :
Tanggal :
Tugas :
·
Diskusikan nama-nama suku
setiap Provinsi di Indonesia yang kaliah ketahui dan berikan
contoh sikap menghargainya!
Hasil
Diskusi |
|
LEMBAR
KERJA PESERTA DIDIK
Tujuan
Pembelajaran |
: |
Peserta didik mampu menghargai dan menjelaskan
keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia |
Indikator
Tujuan Pembelajaran |
: |
1.
Peserta didik mampu
menjelaskan keberagaman gender,
keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia 2.
Peserta didik mampu
memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan
keberagaman budaya di Indonesia 3. Peserta
didik mampu mengkasifikasikan keberagaman gender, keberagaman suku, dan
keberagaman budaya di Indonesia |
Nama Kelompok :
Kelas :
Tanggal :
Tugas :
·
Diskusikan apa saja lagu
daerah, tarian daerah, serta tradisi dan upacara di Provinsi Indonesia yang
kalian ketahui dan berikan contoh sikap menghargainya!
Hasil
Diskusi |
|
Materi
Ajar
A.
Keragaman
Gender
Salah satu keragaman yang perlu diperhatikan adalah
gender, atau keragaman berdasar jenis kelamin yakni perempuan dan laki-laki.
Keragaman ini tentu bersifat universal atau berlaku bagi seluruh umat manusia
di dunia. Untuk mewujudkan keadilan di masyarakat dan membangun kemajuan
bersama, keragaman berdasar gender ini perlu diperhatikan.
1.
Pengertian
Gender
Pengertian atau definisi gender adalah
“jenis kelamin”. Hal tersebut tercantum pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dengan demikian keragaman gender adalah keragaman jenis kelamin, yakni
perempuan dan laki-laki. Pembedaan kedua kelompok gender ini berdasarkan aspek
fisiologi. Yakni perbedaan secara fisik berdasarkan ciri fisik biologis
masing-masing, serta hormonnya yang mengatur fungsi biologis masing-masing.
Perempuan memiliki fungsi reproduksi untuk mengandung dan melahirkan anak
sebagai penerus generasi. Selain secara fisiologis, juga terdapat perbedaan
antara perempuan dan laki-laki, yakni bila dipandang dari sudut pandang
antropologi. Di masyarakat zaman pra tradisional, laki-laki umumnya bertugas
untuk mencari makanan dengan berburu dan meramu, yakni mengumpulkan makanan di
hutan. Sedangkan perempuan mengolah makanan dan menjaga anak-anak secara bersama-sama
di gua.
2.
Kesetaraan
Gender
Setiap manusia memiliki hak yang sama di
hadapan Tuhan maupun di hadapan hukum. Tidak ada satu kelompok manusia yang
lebih mulia dibanding kelompok lainnya kecuali menyangkut ketaatannya pada
Tuhan serta pada hukum yang berlaku. Dengan demikian, dua kelompok gender juga
memiliki posisi yang sama atau setara di masyarakat. Walaupun ada perbedaan
nyata secara fisiologis, hak perempuan dan lakilaki sebagai anggota masyarakat
maupun warga negara sama. Tidak boleh dibeda-bedakan satu dengan lainnya. Hal
tersebut berlaku di rumah tangga, di lingkungan sosial bertetangga, maupun di
masyarakat secara luas. Perempuan dan laki-laki punya hak yang sama di dalam
bekerja dalam kegiatan perekonomian, untuk menjalankan tugas-tugas sosial,
berpolitik, serta kegiatan keagamaan sesuai dengan ketentuan agama
masing-masing. Itulah yang dimaksudkan sebagai kesetaraan gender.
3.
Membangun
Kesadaran Gender
Di kehidupan sehari-hari kesetaraan gender
belum sepenuhnya terwujud dengan baik. Masih terjadi adanya praktik merendahkan
dan bahkan melecehkan perempuan karena pada umumnya perempuan secara fisik
tidak sekuat laki-laki. Padahal laki-laki dan perempuan setara di hadapan Tuhan
serta hukum. Karena itu muncul gerakan perlindungan dan pemberdayaan perempuan
di seluruh dunia. Di Indonesia, pemerintah juga terus berusaha membangun
kesadaran gender di masyarakat. Di antaranya dengan membentuk Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sejak tahun 1983. Selain itu juga
dibentuk Komisi Nasional Perempuan. Sedangkan untuk kegiatan politik, 30 persen
dari wakil partai di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) harus perempua.
B.
Keragaman
Suku
Suku adalah masyarakat yang memiliki
budaya sendiri, berbeda dengan masyarakat lainnya. Budaya yang membedakan satu
suku dengan suku lainnya adalah bahasa, adat istiadat, hingga kebiasaannya.
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang paling banyak sukunya di dunia.
Namun suku-suku yang berbineka atau beragam ini menjadi satu kesatuan antara
lain dengan berbahasa yang sama, Bahasa Indonesia.
1.
Papua
dan Maluku
Wilayah Papua dan
Maluku memiliki jumlah suku bangsa paling banyak. Terutama di kawasan Papua
yang bergunung-gunung dengan medan yang sulit, hingga masyarakatnya terpisah
satu sama lainnya. Ada ratusan suku di daerah ini. Suku terbesarnya adalah
Asmat, Dani, Mee hingga Arfak. Sukusuku pantai Papua memiliki banyak hubungan
dengan suku-suku Maluku seperti Ambon, Kei, Ternate dan suku-suku di pulau
Halmahera.
2.
Bali
dan Nusa Tenggara
Ada tiga kelompok
utama suku di kawasan ini. Di daerah paling barat adalah suku Bali yang tinggal
di Pulau Bali dan Pulau Lombok. Lalu suku Sasak yang menjadi suku utama di
Pulau Lombok. Di Pulau Sumbawa ada suku Bima dan Sumbawa. Sedangkan di wilayah
timur di Nusa Tenggara terdapat puluhan suku. Suku-suku utama di daerah ini
adalah Timor, Alor, Sumba, serta suku-suku di Flores seperti Ende, Bajawa,
hingga Manggarai. Terdapat pula suku yang berumah di atas laut, yakni Suku Bajo
di daerah Komodo.
3.
Sulawesi
Suku laut Bajo
juga ada di daerah Sulawesi, di wilayah Selatan, Tenggara, Tengah, hingga
Utara. Namun suku-suku utama di daerah ini adalah Bugis, Makasar, serta
Minahasa. Terdapat pula puluhan suku lain di Sulawesi seperti Tolaki, Buton,
Mandar, Toraja, Kaili, Gorontalo hingga Sangir.
4.
Kalimantan
Kalimantan
memiliki rumpun suku Dayak yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Seperti di
Papua, banyaknya suku Dayak di Kalimantan terjadi karena wilayahnya
terpisah-pisah oleh hutan yang sangat lebat. Selain suku-suku Dayak, Kalimantan
juga memiliki suku Banjar, Bugis, Melayu dan peranakan Tionghoa yang sudah
berabad-abad bermukim di Kalimantan.
5.
Jawa
Empat suku utama
di Jawa adalah suku-suku yang paling banyak warganya di Indonesia. Keempat suku
itu adalah Jawa, Sunda, Madura, serta Banten. Selain itu, di Jawa juga terdapat
tiga suku kecil yakni Tengger dan Osing di Jawa Timur serta suku Badui di
Banten. Di Jawa Tengah terdapat warga Jawa Banyumasan sedang di Jawa Barat
terdapat warga Cirebonan.
6.
Sumatra
Di wilayah timur
pulau Sumatra serta kepulauannya merupakan wilayah utama suku Melayu. Dari suku
inilah Bahasa Melayu menyebar dipakai sebagai bahasa penghubung antarsuku di
Indonesia sejak berabad-abad silam, sehingga dijadikan Bahasa Indonesia. Suku
utama di pantai barat terdapat Minang, sedangkan di paling utara adalah Aceh.
Selain itu terdapat suku Tapanuli, Batak Toba, Karo, Pasemah, Rejang, Lebong,
Mentawai, Nias, Alas, Gayo, Anak Dalam, dan lainnya
C.
Keragaman
Budaya
Kalian tentu tahu keragaman budaya
berhubungan dengan keragaman suku. Semakin banyak suku di suatu negara, semakin
banyak budaya yang dimilikinya. Itulah yang terjadi di Indonesia yang memiliki
ratusan suku yang berbeda. Maka budayanya pun sangat banyak atau beragam.
Banyak hal yang dapat dimasukkan sebagai budaya. Mulai dari kesenian daerah,
tradisi dan upacara, aristektur rumah, peralatan rumah tangga serta kerja,
hingga adat istiadat seharihari. Keragaman budaya yang mudah dikenali antara
lain adalah kesenian, arsitektur, hingga tradisi dan upacara.
1.
Lagu
Daerah
Salah satu bentuk
kesenian daerah yang mudah ditandai adalah seni suara serta musik. Setiap daerah
memiliki lagu daerahnya masing-masing. Maka di Indonesia terdapat ratusan lagu
daerah yang kalau dipelajari tidak akan segera habis. Beberapa lagu daerah
bahkan terkenal secara nasional. Beberapa lagu daerah dari Sumatra sangat
terkenal. Di antaranya adalah Bungong Jeumpa dari Aceh, Sinanggar Tulo dari
Tapanuli, Kampung Nan Jauh di Mato dari Minang hingga Lancang Kuning dari
Melayu. Lagu-lagu daerah dari Pulau Jawa antara lain adalah lagu Kicir-Kicir
dari Betawi, Bubuy Bulan dari Sunda, Lir Ilir dari Jawa, hingga Tanduk Majeng
dari Madura. Dari Kalimantan dikenal lagu Ampar-Ampar Pisang, dari Bali lagu
Janger, dari Nusa Tenggara antara lain lagu Bolelebo. Sementara itu lagu daerah
dari Sulawesi seperti lagu Angin Mamiri dari daerah Bugis dan lagu O Ina Ni
Keke dari Minahasa juga sangat terkenal. Orang Indonesia umumnya juga mengenal
lagu Ambon Manise dari Ambon, serta Yamko Rambe Yamko dari Papua. Beriringan
dengan lagu daerah, terdapat alat-alat musik tradisional. Ada alat musik
gordang dan serunai di Sumatra, angklung di Jawa Barat, gamelan.
2.
Tarian
Daerah
Kesenian daerah
yang juga banyak ragamnya adalah tarian. Salah satu tarian daerah di Indonesia
yang paling terkenal di dunia adalah tari Saman dari Aceh. Inilah tari yang
dipilih untuk acara pembukaan pesta olahraga Asian Games 2018. Tari itu
dilakukan oleh 1.600 siswa SMA di Jakarta, dan disiarkan secara langsung ke
seluruh negara Asia. Masih terdapat ratusan tari daerah lainnya di Indonesia.
Yang terkenal antara lain adalah Tor-tor dari Batak, Serampang Dua Belas dari
Melayu, Tari Piring dari Minang, Jaipong dari Sunda, Serimpi dari Jawa, Pendet
dari Bali, Ajat Temui Datai dari Kalimantan, Pakarena dari Sulawesi, Cakalele
dari Maluku, hingga Tari Cendrawasih dari Papua. Selain itu, Papua juga menyumbang
lagu dan tari Sajojo. Ini salah satu tarian yang sangat sering dipakai untuk
senam pagi bersama-sama di seluruh Indonesia. Tari daerah lain yang juga
terkenal untuk dipakai senam pagi adalah lagu dan tari Maumere dari Nusa
Tenggara.
3.
Tradisi
dan Upacara
Sangat banyak
tradisi dan upacara di Indonesia, mulai dari Papua hingga Aceh. Salah satu
upacara yang terkenal di Papua adalah upacara bakar batu. Seluruh rkumpul untuk
bersyukur atau mengikat perdamaian dengan berpesta bersama. Makanannya dimasak
menggunakan batu yang dibakar. Di daerah lain upacara kematian juga mengundang
perhatian masyarakat. Suku Dayak mengenal upacara Tiwah, masyarakat Bali
melakukan upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Sedangkan Suku Toraja
di Sulawesi melakukan upacara Rambu Solo untuk mengantarkan jenazah. Jenazah
bukan dikubur tapi disimpan dalam gua di dinding tebing yang tinggi. Di Madura
ada tradisi balapan sapi yang disebut Karapan, sedangkan masyarakat di Sumatra
mengenal budaya balap perahu di sungai dalam tradisi Pacu Jalur. Di Pulau Nias
ada tradisi berabad-abad berupa lompat batu. Sedangkan di Kalimantan, tepatnya
di Banjarmasin terdapat pasar terapung. Seluruh pedagang berjualan di sungai
menggunakan perahu masing-masing. Banyak pula tradisi yang juga menarik seperti
tradisi Bambu Gila di Maluku, mencari cacing laut dalam tradisi Bau Nyale di
Lombok, upacara Pasola di Sumba, Kesodo di masyarakat Tengger Jawa Timur,
Sekaten di Solo dan Yogya, hingga upacara Tabuik di Minang. Semua itu
menunjukkan kekayaan budaya Indonesia yang tiada taranya.
4.
Rumah
dan Kampung Adat
Keragaman rumah serta
kampung adat juga menunjukkan kebinekaan Indonesia. Rumah adat di tiga pulau
besar yakni Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi umumnya merupakan rumah panggung.
Lantainya tidak di tanah, melainkan berupa panggung dari kayu untuk
berjaga-jaga dari ancaman banjir dan kemungkinan serangan binatang buas. Di Sumatra
rumah adat Krong Bade, Rumah Bolon, Rumah Gadang, dan Rumah Limas semuanya
berupa rumah panggung dengan tiang tinggi. Begitu pula Rumah Panjang, Rumah
Betang, Rumah Lamin dan Rumah Banjar di Kalimantan. Di Sulawesi, rumah Balla
dan Rumah Walewangko juga merupakan rumah panggung. Di beberapa daerah,
terdapat rumah adat dengan tiang pendek seperti di Maluku, Sunda, hingga Nusa Tenggara.
Sedangkan rumah adat berlantai di tanah terdapat di Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua. Di antaranya adalah rumah Joglo di Jawa, rumah Bali, Bale
Tani di Lombok hingga rumah Sasadu di Maluku. Rumah adat berlantai di tanah di
Papua berwujud rumah Honai serta Ebeai di kawasan pegunungan. Rumah tanpa
jendela tersebut beratap bulat dari jerami atau rumbia buat menahan hawa
dingin. Bahan atap semacam itu juga dipakai untuk rumah adat di Nusa Tenggara
seperti Rumah Musalaki serta Mbaru Niang. Rumah ada Mbaru Niang beratap kerucut
meninggi, antara lain terdapat di kampung adat Wae Rebo Flores. Kampung adat
lain yang terkenal adalah Kampung Naga Jawa Barat, Desa Sade Lombok,
Bawomataluo Nias, Ragi Hotang Pulau Samosir, hingga Kete Kesu di Toraja. Di
Kete Kesu terdapat rumah adat yang menarik perhatian banyak wisatawan, yaitu
Rumah Tongkonan. Atapnya meniru bentuk tanduk kerbau. Atap rumah adat yang juga
meniru bentuk tanduk kerbau lainnya adalah Rumah Gadang Minang. Sedangkan
tanduk-tanduk kerbau sebenarnya dipakai buat penghias rumah-rumah adat Sumba.
REMEDIAL |
|
a. Mengulang
materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas b. Memberikan
penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas dan memberikan kesempatan
untuk tes perbaikan |
PENGAYAAN |
|
Makna
Bhinneka Tunggal Ika Makna Bhinneka Tunggal Ika adalah,
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu
kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka
ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan.
Kendati begitu, Bhinneka Tunggal Ika merupakan jati diri bangsa yang sudah
ada jauh sebelum Indonesia merdeka, yaitu sejak zaman majapahit. Bhinneka
Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari
bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda
tetapi tetap satu”. Kalimat ini merupakan kutipan dari falsafah nusantara
kakawin Jawa Kuno, yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke14. Kalimat ini juga sudah dipakai sebagai
motto pemersatu Nusantara, yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada. Keanekaragaman masyarakat Indonesia
bukanlah perbedaan yang bertentangan tapi justru persatuan dalam satu sintesa
yang pada gilirannya justru memperkaya sifat, makna persatuan bangsa, negara
Indonesia. Maka dari itu, kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Kesatuan
berbangsa Indonesia, berarti keadaan yang merupakan satu keutuhan sebagai
bangsa Indonesia. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia telah tumbuh dan
terbentuk dalam nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Jauh sebelum
kemerdekaan, persatuan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat
mendalam sepanjang sejarah perjuangan bangsa. Hal ini disebabkan, karena
berkat persatuan dan kesatuan dari segenap elemen bangsalah kita dapat
mengusir penjajah, mendirikan negara atas kehendak bangsa sendiri, berjuang
mempertahankan kemerdekaan, serta mengisi kemerdekaan dengan upaya-upaya
pembangunan nasional. Untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman masyarakat
Indonesia perlu melakukan beberapa hal berikut ini. 1. Masyarakat
Indonesia perlu mengembangkan sikap tidak memandang rendah suku atau budaya
yang lain; 2. Tidak
menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik; 3. Menerima
keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai
harganya; 4. Lebih
mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing |
|
GLOSARIUM |
|
Toleransi
: Sikap saling menghormati antar
sesama manusia sesuai pada norma yang berlaku Keberagaman
: Suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam
berbagai bidang |
Daftar Pustaka |
|
Salikun, dkk. (2017). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan, Dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Uchrowi zaim & Ruslinawati.(2021). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Badan Penelitian Dan
Pengembangan Dan Perbukuan Pusat Kurikulum Dan Pembukuan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar