Senin, 06 Maret 2023

MODUL AJAR KELAS 7 (KEBHINEKAAN INDONESIA) OLEH ANGGUN NOVTARIA

 

MODUL PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

KELS VII (TUJUH) FASE D

Komponen

Deskripsi/Kegiatan

A.INFORMASI UMUM

IDENTITAS SEKOLAH

Nama Penyusun

Anggun Novtaria

NIM

06184822326020

Nama Sekolah

SMP Negeri 33 Palembang

Tahun

2023

Alokasi Waktu

2 JP x 30 Menit

Mapel

PPKn

Fase

VII/D

Elemen

Bhineka Tunggal Ika

Capaian Pembelajaran

Mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, dan mampu menerima keragaman dan perubahan budaya sebagai suatu kenyataan yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat

KOMPETENSI AWAL

Kompetensi Awal (Entry Behavior)

Peserta didik diberikan Pre-test

Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan 

·       Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia

·       Mandiri

·       Bernalar Kritis (Peserta didik dapat mengetahui natas wilayah Indonesia dengan negara lain)

·       Berkebhinekaan Global (Peserta didik dapat mengetahui perbedaan karakteristik disetiap daerah)

·       Bergotong Royong (Peserta didik dapat berkeja secara kelompok)

·       Kreatif

Sarana Prasarana

Alat dan Bahan                        : Komputer/Laptop, Internet

Materi dan Sumber Ajar          : Modul, Buku, Video, Gambar

Target Peserta Didik

Peserta didik kelas regular / tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar

Moda dan Model Pembelajaran

Moda pembelajaran tatap muka dengan model pembelajaran Problem Based Learning

 

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN BAB 4

PERTEMUAN  (1 X 2 JP @40 MENIT)

KEGIATAN INTI 

Cakupan Elemen

Bab ini mengurai secara menyeluruh hal kebhinekaan Indonesia, yaikni mencakup sejumlah konten tentang keberagaman gender, keberagaman suku, keberagaman budaya, keberagaman agama, keberagaman ras dan antargolongan, serta menjaga nilai penting keberagaman. Semua pembelajaran tersebut diharapkan dapat membuat peserta didik mengahragai kebhinekaan Indonesia dan turut berkontribusi dalan menjaganya sesuai kapasitas masing-masing.     

Materi subbab

·       Keberagaman Gender

·       Keberagaman Suku

·       Keberagaman Budaya

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu menghargai dan menjelaskan keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

Indikator Tujuan Pembelajaran

1.     Peserta didik mampu menjelaskan keberagaman  gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia (C2)

2.     Peserta didik mampu memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia (C2)

3.     Peserta didik mampu mengkasifikasikan keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia (C3)

Pertanyaan Pemantik

Apa yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia ?

Pembelajaran Berdiferensiasi

Gaya belajar peserta didik

a.     Visual (pendidik menyajikan gambar- gambar dan tulisan pada power point)

b.     Audio (pendidik menyajikan sebagian materi dengan video yang ada suaranya dan pendidik juga menjelaskan menggunakan metode ceramah)

c.     Kinestetik (peserta didik diminta untuk maju kedepan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya)

Assesmen 

Asesmen Individu (tertulis) dan Asesmen kelompok (performa)

Pemahaman Bermakna

Setelah mempelajari materi ini peserta didik mampu mampu menjelaskan keberagaman  gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia, peserta didik mampu memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia, peserta didik mampu menentukan contoh keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia, peserta didik mampu menganalisis faktor penyebab keberagaman di Indonesia.

KEGIATAN PEMBELAJARAN  

Pendahuluan

Orientasi

1.     Pendidik menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran

2.     Pendidik membuka pembelajaran dengan mengucap salam, mengajak peserta didik untuk berdoa bersama  kepada TuhanYME sebelum memulai kegiatan pembelajaran (Berimam, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia)

3.     Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik (disiplin)

4.     Guru menanyakan keadaan peserta didik (peduli sosial)

Apresiasi

5.     Pendidik mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari.

6.     Peserta didik diberikan pre-test untuk mengukur kompetensi awal

Motivasi

7.     Peserta didik diberikan motivasi mengenai cerita yang dapat membangkitkan semangat belajar

Pemberian Acuan

8.     Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran

9.     Pendidik menyampaikan kegiatan belajar yang akan dilakukan

10.  Pendidik menyampaikan kegiatan penilaian yang akan dilakukan

Kegiatan Inti

Tahap 1

Orientasi peserta didik pada masalah

1.     Peserta didik diminta untuk membaca materi dibuku tentang keberagaman gender, suku, dan budaya di Indonesia

2.     Peserta didik menyimak penjelasan dari guru melalui tayangan powerpoint

3.     Peserta didik memperhatiakn video yang diberikan pendidik mengenai keberagaman di Indonesia  (https://youtu.be/dOw97fmv76I)

4.     Peserta didik mengklasifikasikan keberagaman Indonesia melalui tayangan video

5.     Peserta didik diarahkan untuk bertanya

Tahap 2

Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

6.     Peserta didik diberikan tugas kelompok :

a.     Diskusikan bagaimana cara menghargai keberagaman gender!

b.     Diskusikan nama-nama suku setiap Provinsi di Indonesia yang kaliah ketahui !

c.     Diskusikan apa saja lagu daerah, tarian daerah, serta tradisi dan upacara di Provinsi Indonesia yang kalian ketahui !

7.     Peserta didik diminta duduk secara berkelompok (5-6 orang perkelompok)

8.     Peserta didik membagi tugas dalam kelompok sesuai dengan hasil kesepakatan

9.     Peserta didik mempersiapkan segala sumber untuk menyelesaikan tugas kelompok.

Tahap 3

Penyelidikan kelompok

10.  Peserta didik setiap kelompok mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang sudah diberikan melalui buku maupun sumber lain.

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

11.  Setiap kelompok peserta didik menyusun laporan yang bagus.

12.  Peserta didik mempresentasikan laporan hasil diskusi dalam kelompok.

13.  Peserta didik dari kelompok lain memberikan pertanyaan, komentar, masukan terhadap kelompok yang presentasi.

Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

14.  Peserta didik menganalisis dan mengevaluasi hasil presentasinya berdasarkan saran serta masukan dari guru dan juga teman kelompok lain.

15.  Peserta didik diberikan penguatan mengenai materi dari hasil persentasi kelompok di dalam kelas.

Penutup

·       Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran bersama guru

·       Meminta tanggapan peserta didik atas pembelajaran hari itu (refleksi)

·       Peserta didik diminta untuk memperhatikan hal-hal menarik di lingkungannya (keberagaman)

·       Guru menjelaskan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya

·       Pembelajaran diakhiri doa bersama-sama

·       Salam penutup.

Penilaian

·       Penilaian sikap: Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran baik secara mandiri maupun secara kelompok saat tatap muka pembiasaan salam, berdoa sebelum belajar, patuh terhadap tata tertib selama kegiatan belajar.

·       Penilaian pengetahuan: Melalui tes tertulis.

·       Penilaian keterampilan: Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil pekerjaan melalui kegiatan tanya jawab dan peserta didik memiliki keterampilan dalam mengemukakan pendapat dan menunjukkan hasil temuannya.

Penilaian Pengetahuan

Indikator

Teknik Penilaian

Jenjang Pengetahuan

Bentuk Soal

Nomor

Soal

Menjelaskan keberagaman  gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

Tes tertulis

C2

Pilihan Ganda

1, 2, 3

Memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

Tes tertulis

C2

Pilihan Ganda

4

Mengkasifikasikan keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

Tes tertulis

C3

Pilihan Ganda

5

 

No.

Soal

Uraian Jawaban

1.      

Definisi gender adalah “jenis kelamin”, hal tersebut tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oleh sebab itu, keberagama gender adalah keberagaman jenis kelamin yaitu...

a.     Laki-laki dan anak-anak

b.     Laki-laki dan Perempuan

c.     Perempuan dan anak-anak

d.     Anak-anak dan Remaja

e.     Perempuan dan Remaja

 Jawaban:

b. Laki-laki dan Perempuan

Definisi gender adalah “jenis kelamin”, hal tersebut tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oleh sebab itu, keberagama gender adalah keberagaman jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.

2.      

Perhatikan pernyataan berikut !

1. Sunda

2. Asmat

3. Banten

4. Jawa

5. Madura

Pada pernyataan di atas yang bukan termasuk suku yang ada di pulau Jawa adalah...

a.     1

b.     2

c.     3

d.     4

e.     5

Jawaban :

b.2

Empat suku utama di Jawa adalah suku-suku yang paling banyak warganya di Indonesia. Keempat suku itu adalah Jawa, Sunda, Madura, serta Banten. Selain itu, di Jawa juga terdapat tiga suku kecil yakni Tengger dan Osing di Jawa Timur serta suku Badui di Banten. Di Jawa Tengah terdapat warga Jawa Banyumasan sedang di Jawa Barat terdapat warga Cirebonan.

3.      

Kesenian daerah, tradisi dan upacara, aristektur rumah, peralatan rumah tangga serta kerja, hingga adat istiadat sehari- hari, merupakan bentuk keberagaman…

a.     Ras

b.     Suku

c.     Budaya

d.     Gender

e.     Agama

Jawaban :

c.Budaya

Banyak hal yang dapat dimasukkan sebagai budaya. Mulai dari kesenian daerah, tradisi dan upacara, aristektur rumah, peralatan rumah tangga serta kerja, hingga adat istiadat seharihari. Keragaman budaya yang mudah dikenali antara lain adalah kesenian, arsitektur, hingga tradisi dan upacara.

4.      

Perhatikan pernyataan berikut!

1.     Tidak membedakan perlakuan terhadap setiap suku bangsa

2.     Mencela tradisi yang tumbuh di masyarakat

3.     Tidak membanggakan suku sendiri

4.     Mendukung setiap kegiatan positif masyarakat

5.     Mempelajari budaya yang ada di masyarakat sekitar

Berdasarkan pernyataan di atas yang bukan termasuk contoh sikap menghargai keberagaman yaitu…

a.     1

b.     2

c.     3

d.     4

e.     5

Jawaban:

b.2

Mencela tradisi yang tumbuh di masyarakat termasuk sikap tidak menghargai keberagaman dan tidak toleransi.

 

5.      

Indonesia memiliki keberagaman yang menjadi daya tarik dan ciri khas bangsa. Berikut pasangan yang benar dari keberagaman Indonesia adalah…

a.     Suku Bugis

Berasal dari: Sulawesi Selatan

Bahasa yang digunakan: Bugis

Pakaian adat: baju Bodo

b.     Suku Dayak

Berasal dari: Sumatera Utara

Bahasa yang digunakan: Dayak

Pakaian adat: Ulos

c.     Suku Bugis

Berasal dari: Kalimantan

Bahasa yang digunakan: Dayak

Pakaian adat: King Baba

d.     Suku Sasak

Berasal dari: Bali

Bahasa yang digunakan: Bali

Pakaian adat: Ulos

e.     Suku Minang

Berasal dari: Sumatera

Bahasa yang digunakan: Dayak

Pakaian adat: King Baba

Jawaban :

a. Suku Bugis

Berasal dari: Sulawesi Selatan

Bahasa yang digunakan: Bugis

Pakaian adat: baju Bodo

 

 

Nilai = Jumlah Perolehan Skor x Nilai ideal (misalnya 100)

                                Jumlah Skor Maksimal

 

Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial

a.     Teknik Penilaian   : Non tes

b.     Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

Penilaian Sikap Spiritual

No.

Nama Peserta Didik

Sikap Spiritual (Skor 1-4)

Rata-rata Skor

Berdoa

Bersyukur

Mengucap salam

1.      

 

 

 

 

 

2.      

 

 

 

 

 

3.      

 

 

 

 

 

4.      

 

 

 

 

 

5.      

 

 

 

 

 

 

Penilaian Sikap Sosial

No.

Nama Peserta Didik

Sikap Spiritual (Skor 1-4)

Rata-rata Skor

Berdoa

Bersyukur

1.      

 

 

 

 

2.      

 

 

 

 

3.      

 

 

 

 

4.      

 

 

 

 

5.      

 

 

 

 

6.      

 

 

 

 

 

Rubrik/ Pedoman Penskoran:

4 : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 : Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

2 : Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 : Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Pedoman Penilaian : Perhitungan skor konversi ke skala 1 – 4 menggunakan rumus: Nilai = skor yang diperoleh/skor maksimum x 4

 

Penilaian Keterampilan

a.     Teknik Penilaian   : Non tes

b.     Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No.

Nama Peserta Didik

Sikap Spiritual (Skor 1-4)

Rata-rata Skor

Bertanya

Menjelaskan

Memberi Saran

1.      

 

 

 

 

 

2.      

 

 

 

 

 

3.      

 

 

 

 

 

4.      

 

 

 

 

 

5.      

 

 

 

 

 

 

Pedoman Penskoran

Kemampuan bertanya

·       Skor 4 apabila selalu bertanya

·       Skor 3 apabila sering bertanya.

·       Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya.

·       Skor 1 apabila tidak pernah bertanya

 

Kemampuan Menjelaskan

·       Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas.

·       Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak jelas.

·       Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak jelas.

·       Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak jelas.

Kemampuan Memberi Masukan

·       Skor 4 apabila selalu memberi masukan.

·       Skor 3 apabila sering memberi masukan.

·       Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan.

·       Skor 1 apabila tidak pernah memberi masukan.

 

 

 

Refleksi

Refleksi Peserta Didik

1.     Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam kegiatan pembelajaran?

2.     Materi apa yang kamu pelajari pada pembelajaran yang telah dilakukan?

3.     Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam pembelajaran dapat kamu pahami?

4.     Manfaat apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran?

5.     Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran?

 

Refleksi Pendidik

1.     Apakah kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana?

2.     Apakah peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik?

3.     Apakah peserta didik memahami materi dengan baik?

4.     Apa kelebihan yang dimiliki dari kegiatan pembelajaran ini?

 

Kegiatan refleksi pada akhir Bab ini bertujuan untuk:

  • Memetakan kemampuan peserta didik sebagai masukan bagi pendidik untuk merumuskan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi tiap peserta didik pada bab berikutnya
  • Menilai efektifitas strategi dan metode pembelajaran yang dipilih pendidik dan merumuskan cara untuk menyempurnakannya pada bab berikutnya.

 


 

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Tujuan Pembelajaran

:

Peserta didik mampu menghargai dan menjelaskan keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

Indikator Tujuan Pembelajaran

:

1.      Peserta didik mampu menjelaskan keberagaman  gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

2.      Peserta didik mampu memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

3.      Peserta didik mampu mengkasifikasikan keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

 

Nama Kelompok       :

Kelas                          :

Tanggal                      :

 

Tugas                          :

·       Diskusikan bagaimana cara menghargai keberagaman gender!

Hasil Diskusi

 


a.      

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Tujuan Pembelajaran

:

Peserta didik mampu menghargai dan menjelaskan keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

Indikator Tujuan Pembelajaran

:

1.      Peserta didik mampu menjelaskan keberagaman  gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

2.      Peserta didik mampu memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

3.      Peserta didik mampu mengkasifikasikan keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

 

Nama Kelompok       :

Kelas                          :

Tanggal                      :

 

Tugas                          :

·       Diskusikan nama-nama suku setiap Provinsi di Indonesia yang kaliah ketahui dan berikan contoh sikap menghargainya!

Hasil Diskusi

 


 

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Tujuan Pembelajaran

:

Peserta didik mampu menghargai dan menjelaskan keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

Indikator Tujuan Pembelajaran

:

1.      Peserta didik mampu menjelaskan keberagaman  gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

2.      Peserta didik mampu memberikan contoh sikap menghargai keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

3.      Peserta didik mampu mengkasifikasikan keberagaman gender, keberagaman suku, dan keberagaman budaya di Indonesia

 

Nama Kelompok       :

Kelas                          :

Tanggal                      :

 

Tugas                          :

·       Diskusikan apa saja lagu daerah, tarian daerah, serta tradisi dan upacara di Provinsi Indonesia yang kalian ketahui dan berikan contoh sikap menghargainya!

Hasil Diskusi

 

 

Materi Ajar

A.    Keragaman Gender

Salah satu keragaman yang perlu diperhatikan adalah gender, atau keragaman berdasar jenis kelamin yakni perempuan dan laki-laki. Keragaman ini tentu bersifat universal atau berlaku bagi seluruh umat manusia di dunia. Untuk mewujudkan keadilan di masyarakat dan membangun kemajuan bersama, keragaman berdasar gender ini perlu diperhatikan.

1.     Pengertian Gender

Pengertian atau definisi gender adalah “jenis kelamin”. Hal tersebut tercantum pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dengan demikian keragaman gender adalah keragaman jenis kelamin, yakni perempuan dan laki-laki. Pembedaan kedua kelompok gender ini berdasarkan aspek fisiologi. Yakni perbedaan secara fisik berdasarkan ciri fisik biologis masing-masing, serta hormonnya yang mengatur fungsi biologis masing-masing. Perempuan memiliki fungsi reproduksi untuk mengandung dan melahirkan anak sebagai penerus generasi. Selain secara fisiologis, juga terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki, yakni bila dipandang dari sudut pandang antropologi. Di masyarakat zaman pra tradisional, laki-laki umumnya bertugas untuk mencari makanan dengan berburu dan meramu, yakni mengumpulkan makanan di hutan. Sedangkan perempuan mengolah makanan dan menjaga anak-anak secara bersama-sama di gua.

2.     Kesetaraan Gender

Setiap manusia memiliki hak yang sama di hadapan Tuhan maupun di hadapan hukum. Tidak ada satu kelompok manusia yang lebih mulia dibanding kelompok lainnya kecuali menyangkut ketaatannya pada Tuhan serta pada hukum yang berlaku. Dengan demikian, dua kelompok gender juga memiliki posisi yang sama atau setara di masyarakat. Walaupun ada perbedaan nyata secara fisiologis, hak perempuan dan lakilaki sebagai anggota masyarakat maupun warga negara sama. Tidak boleh dibeda-bedakan satu dengan lainnya. Hal tersebut berlaku di rumah tangga, di lingkungan sosial bertetangga, maupun di masyarakat secara luas. Perempuan dan laki-laki punya hak yang sama di dalam bekerja dalam kegiatan perekonomian, untuk menjalankan tugas-tugas sosial, berpolitik, serta kegiatan keagamaan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing. Itulah yang dimaksudkan sebagai kesetaraan gender.

3.     Membangun Kesadaran Gender

Di kehidupan sehari-hari kesetaraan gender belum sepenuhnya terwujud dengan baik. Masih terjadi adanya praktik merendahkan dan bahkan melecehkan perempuan karena pada umumnya perempuan secara fisik tidak sekuat laki-laki. Padahal laki-laki dan perempuan setara di hadapan Tuhan serta hukum. Karena itu muncul gerakan perlindungan dan pemberdayaan perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia, pemerintah juga terus berusaha membangun kesadaran gender di masyarakat. Di antaranya dengan membentuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sejak tahun 1983. Selain itu juga dibentuk Komisi Nasional Perempuan. Sedangkan untuk kegiatan politik, 30 persen dari wakil partai di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) harus perempua.

B.    Keragaman Suku

Suku adalah masyarakat yang memiliki budaya sendiri, berbeda dengan masyarakat lainnya. Budaya yang membedakan satu suku dengan suku lainnya adalah bahasa, adat istiadat, hingga kebiasaannya. Indonesia merupakan salah satu bangsa yang paling banyak sukunya di dunia. Namun suku-suku yang berbineka atau beragam ini menjadi satu kesatuan antara lain dengan berbahasa yang sama, Bahasa Indonesia.

1.     Papua dan Maluku

Wilayah Papua dan Maluku memiliki jumlah suku bangsa paling banyak. Terutama di kawasan Papua yang bergunung-gunung dengan medan yang sulit, hingga masyarakatnya terpisah satu sama lainnya. Ada ratusan suku di daerah ini. Suku terbesarnya adalah Asmat, Dani, Mee hingga Arfak. Sukusuku pantai Papua memiliki banyak hubungan dengan suku-suku Maluku seperti Ambon, Kei, Ternate dan suku-suku di pulau Halmahera.

2.     Bali dan Nusa Tenggara

Ada tiga kelompok utama suku di kawasan ini. Di daerah paling barat adalah suku Bali yang tinggal di Pulau Bali dan Pulau Lombok. Lalu suku Sasak yang menjadi suku utama di Pulau Lombok. Di Pulau Sumbawa ada suku Bima dan Sumbawa. Sedangkan di wilayah timur di Nusa Tenggara terdapat puluhan suku. Suku-suku utama di daerah ini adalah Timor, Alor, Sumba, serta suku-suku di Flores seperti Ende, Bajawa, hingga Manggarai. Terdapat pula suku yang berumah di atas laut, yakni Suku Bajo di daerah Komodo.

3.     Sulawesi

Suku laut Bajo juga ada di daerah Sulawesi, di wilayah Selatan, Tenggara, Tengah, hingga Utara. Namun suku-suku utama di daerah ini adalah Bugis, Makasar, serta Minahasa. Terdapat pula puluhan suku lain di Sulawesi seperti Tolaki, Buton, Mandar, Toraja, Kaili, Gorontalo hingga Sangir.

 

 

4.     Kalimantan

Kalimantan memiliki rumpun suku Dayak yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Seperti di Papua, banyaknya suku Dayak di Kalimantan terjadi karena wilayahnya terpisah-pisah oleh hutan yang sangat lebat. Selain suku-suku Dayak, Kalimantan juga memiliki suku Banjar, Bugis, Melayu dan peranakan Tionghoa yang sudah berabad-abad bermukim di Kalimantan.

5.     Jawa

Empat suku utama di Jawa adalah suku-suku yang paling banyak warganya di Indonesia. Keempat suku itu adalah Jawa, Sunda, Madura, serta Banten. Selain itu, di Jawa juga terdapat tiga suku kecil yakni Tengger dan Osing di Jawa Timur serta suku Badui di Banten. Di Jawa Tengah terdapat warga Jawa Banyumasan sedang di Jawa Barat terdapat warga Cirebonan.

6.     Sumatra

Di wilayah timur pulau Sumatra serta kepulauannya merupakan wilayah utama suku Melayu. Dari suku inilah Bahasa Melayu menyebar dipakai sebagai bahasa penghubung antarsuku di Indonesia sejak berabad-abad silam, sehingga dijadikan Bahasa Indonesia. Suku utama di pantai barat terdapat Minang, sedangkan di paling utara adalah Aceh. Selain itu terdapat suku Tapanuli, Batak Toba, Karo, Pasemah, Rejang, Lebong, Mentawai, Nias, Alas, Gayo, Anak Dalam, dan lainnya

C.    Keragaman Budaya

Kalian tentu tahu keragaman budaya berhubungan dengan keragaman suku. Semakin banyak suku di suatu negara, semakin banyak budaya yang dimilikinya. Itulah yang terjadi di Indonesia yang memiliki ratusan suku yang berbeda. Maka budayanya pun sangat banyak atau beragam. Banyak hal yang dapat dimasukkan sebagai budaya. Mulai dari kesenian daerah, tradisi dan upacara, aristektur rumah, peralatan rumah tangga serta kerja, hingga adat istiadat seharihari. Keragaman budaya yang mudah dikenali antara lain adalah kesenian, arsitektur, hingga tradisi dan upacara.

1.     Lagu Daerah

Salah satu bentuk kesenian daerah yang mudah ditandai adalah seni suara serta musik. Setiap daerah memiliki lagu daerahnya masing-masing. Maka di Indonesia terdapat ratusan lagu daerah yang kalau dipelajari tidak akan segera habis. Beberapa lagu daerah bahkan terkenal secara nasional. Beberapa lagu daerah dari Sumatra sangat terkenal. Di antaranya adalah Bungong Jeumpa dari Aceh, Sinanggar Tulo dari Tapanuli, Kampung Nan Jauh di Mato dari Minang hingga Lancang Kuning dari Melayu. Lagu-lagu daerah dari Pulau Jawa antara lain adalah lagu Kicir-Kicir dari Betawi, Bubuy Bulan dari Sunda, Lir Ilir dari Jawa, hingga Tanduk Majeng dari Madura. Dari Kalimantan dikenal lagu Ampar-Ampar Pisang, dari Bali lagu Janger, dari Nusa Tenggara antara lain lagu Bolelebo. Sementara itu lagu daerah dari Sulawesi seperti lagu Angin Mamiri dari daerah Bugis dan lagu O Ina Ni Keke dari Minahasa juga sangat terkenal. Orang Indonesia umumnya juga mengenal lagu Ambon Manise dari Ambon, serta Yamko Rambe Yamko dari Papua. Beriringan dengan lagu daerah, terdapat alat-alat musik tradisional. Ada alat musik gordang dan serunai di Sumatra, angklung di Jawa Barat, gamelan.

2.     Tarian Daerah

Kesenian daerah yang juga banyak ragamnya adalah tarian. Salah satu tarian daerah di Indonesia yang paling terkenal di dunia adalah tari Saman dari Aceh. Inilah tari yang dipilih untuk acara pembukaan pesta olahraga Asian Games 2018. Tari itu dilakukan oleh 1.600 siswa SMA di Jakarta, dan disiarkan secara langsung ke seluruh negara Asia. Masih terdapat ratusan tari daerah lainnya di Indonesia. Yang terkenal antara lain adalah Tor-tor dari Batak, Serampang Dua Belas dari Melayu, Tari Piring dari Minang, Jaipong dari Sunda, Serimpi dari Jawa, Pendet dari Bali, Ajat Temui Datai dari Kalimantan, Pakarena dari Sulawesi, Cakalele dari Maluku, hingga Tari Cendrawasih dari Papua. Selain itu, Papua juga menyumbang lagu dan tari Sajojo. Ini salah satu tarian yang sangat sering dipakai untuk senam pagi bersama-sama di seluruh Indonesia. Tari daerah lain yang juga terkenal untuk dipakai senam pagi adalah lagu dan tari Maumere dari Nusa Tenggara.

3.     Tradisi dan Upacara

Sangat banyak tradisi dan upacara di Indonesia, mulai dari Papua hingga Aceh. Salah satu upacara yang terkenal di Papua adalah upacara bakar batu. Seluruh rkumpul untuk bersyukur atau mengikat perdamaian dengan berpesta bersama. Makanannya dimasak menggunakan batu yang dibakar. Di daerah lain upacara kematian juga mengundang perhatian masyarakat. Suku Dayak mengenal upacara Tiwah, masyarakat Bali melakukan upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Sedangkan Suku Toraja di Sulawesi melakukan upacara Rambu Solo untuk mengantarkan jenazah. Jenazah bukan dikubur tapi disimpan dalam gua di dinding tebing yang tinggi. Di Madura ada tradisi balapan sapi yang disebut Karapan, sedangkan masyarakat di Sumatra mengenal budaya balap perahu di sungai dalam tradisi Pacu Jalur. Di Pulau Nias ada tradisi berabad-abad berupa lompat batu. Sedangkan di Kalimantan, tepatnya di Banjarmasin terdapat pasar terapung. Seluruh pedagang berjualan di sungai menggunakan perahu masing-masing. Banyak pula tradisi yang juga menarik seperti tradisi Bambu Gila di Maluku, mencari cacing laut dalam tradisi Bau Nyale di Lombok, upacara Pasola di Sumba, Kesodo di masyarakat Tengger Jawa Timur, Sekaten di Solo dan Yogya, hingga upacara Tabuik di Minang. Semua itu menunjukkan kekayaan budaya Indonesia yang tiada taranya.

4.     Rumah dan Kampung Adat

Keragaman rumah serta kampung adat juga menunjukkan kebinekaan Indonesia. Rumah adat di tiga pulau besar yakni Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi umumnya merupakan rumah panggung. Lantainya tidak di tanah, melainkan berupa panggung dari kayu untuk berjaga-jaga dari ancaman banjir dan kemungkinan serangan binatang buas. Di Sumatra rumah adat Krong Bade, Rumah Bolon, Rumah Gadang, dan Rumah Limas semuanya berupa rumah panggung dengan tiang tinggi. Begitu pula Rumah Panjang, Rumah Betang, Rumah Lamin dan Rumah Banjar di Kalimantan. Di Sulawesi, rumah Balla dan Rumah Walewangko juga merupakan rumah panggung. Di beberapa daerah, terdapat rumah adat dengan tiang pendek seperti di Maluku, Sunda, hingga Nusa Tenggara. Sedangkan rumah adat berlantai di tanah terdapat di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Di antaranya adalah rumah Joglo di Jawa, rumah Bali, Bale Tani di Lombok hingga rumah Sasadu di Maluku. Rumah adat berlantai di tanah di Papua berwujud rumah Honai serta Ebeai di kawasan pegunungan. Rumah tanpa jendela tersebut beratap bulat dari jerami atau rumbia buat menahan hawa dingin. Bahan atap semacam itu juga dipakai untuk rumah adat di Nusa Tenggara seperti Rumah Musalaki serta Mbaru Niang. Rumah ada Mbaru Niang beratap kerucut meninggi, antara lain terdapat di kampung adat Wae Rebo Flores. Kampung adat lain yang terkenal adalah Kampung Naga Jawa Barat, Desa Sade Lombok, Bawomataluo Nias, Ragi Hotang Pulau Samosir, hingga Kete Kesu di Toraja. Di Kete Kesu terdapat rumah adat yang menarik perhatian banyak wisatawan, yaitu Rumah Tongkonan. Atapnya meniru bentuk tanduk kerbau. Atap rumah adat yang juga meniru bentuk tanduk kerbau lainnya adalah Rumah Gadang Minang. Sedangkan tanduk-tanduk kerbau sebenarnya dipakai buat penghias rumah-rumah adat Sumba.


 

REMEDIAL

 

a.     Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas

b.     Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas dan memberikan kesempatan untuk tes perbaikan

 

PENGAYAAN

 

Makna Bhinneka Tunggal Ika

Makna Bhinneka Tunggal Ika adalah, meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan. Kendati begitu, Bhinneka Tunggal Ika merupakan jati diri bangsa yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, yaitu sejak zaman majapahit. Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kalimat ini merupakan kutipan dari falsafah nusantara kakawin Jawa Kuno, yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke14. Kalimat ini juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu Nusantara, yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada.

Keanekaragaman masyarakat Indonesia bukanlah perbedaan yang bertentangan tapi justru persatuan dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat, makna persatuan bangsa, negara Indonesia. Maka dari itu, kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Kesatuan berbangsa Indonesia, berarti keadaan yang merupakan satu keutuhan sebagai bangsa Indonesia. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia telah tumbuh dan terbentuk dalam nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Jauh sebelum kemerdekaan, persatuan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat mendalam sepanjang sejarah perjuangan bangsa. Hal ini disebabkan, karena berkat persatuan dan kesatuan dari segenap elemen bangsalah kita dapat mengusir penjajah, mendirikan negara atas kehendak bangsa sendiri, berjuang mempertahankan kemerdekaan, serta mengisi kemerdekaan dengan upaya-upaya pembangunan nasional. Untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman masyarakat Indonesia perlu melakukan beberapa hal berikut ini.

1.     Masyarakat Indonesia perlu mengembangkan sikap tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain;

2.     Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik;

3.     Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya;

4.     Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing

GLOSARIUM

 

Toleransi     : Sikap saling menghormati antar sesama manusia sesuai pada norma yang berlaku

Keberagaman : Suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang

 

Daftar Pustaka

 

Salikun, dkk. (2017). Pendidikan Pancasila  dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan,  Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

 

Uchrowi zaim & Ruslinawati.(2021). Pendidikan Pancasila  dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Badan Penelitian Dan Pengembangan Dan Perbukuan Pusat Kurikulum Dan Pembukuan

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar